Pendidikan Anak, Tanggung Jawab siapa ?
Orang tua merupakan penanggung jawab utama di hadapan Alloh Ta’ala tentang pendidikan dan pembinaan anak-anak mereka.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.
(Qs. At Tahrim :6)
Salah satu sisi penting dalam perkembangan anak adalah pembinaan moral mereka ( Pembinaan Akhlaq ). Seorang anak yang jauh dari bimbingan akhlaq atau moral yang baik pasti akan kita dapatkan ia tumbuh menjadi manusia yang tidak memiliki adab, sopan santun dan tindakannya selalu bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Sebaliknya, Jika seorang anak sejak kecil selalu dibimbing dan dibina dengan pembinaan moral (akhlaq) yang baik pasti ia akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter mulia. Akhlaq yang baik selalu ia tunjukkan dalam pergaulan dengan sesama, baik dari ucapan, tingkah laku dan tindakannya selalu sejalan dengan norma-norma dalam masyarakat. Figur yang harus kita contoh dalam pembinaan akhlaq ini adalah Rasululloh Sholallohu ‘alaihi wasallam. Rasululloh adalah suri tauladan yang harus kita idolakan, yang harus kita contoh. Karena Rasululloh diutus untuk menyempurnakan akhlaq.
Ibnu Qayyim Rahimahulloh mengatakan : “ Sesungguhnya Islam adalah agama akhlaq, Siapa saja yang menambahi akhlaq padamu, maka ia sudah menambahi agama bagimu”.
Mendidik anak termasuk ibadah yang pahalanya akan mengalir terus sebagaimana sedekah jariyah. Mengingat keutamaan yang begitu besar ini sudah sepantasnya bagi setiap orang tua untuk lebih memperhatikan dan mencurahkan daya upaya bagi pendidikan anaknya supaya bisa tumbuh menjadi anak yang shalih.
Mendidik anak bisa menjadi pisau bermata dua. Jika kita salah dalam mendidik anak maka anak akan menjadi musuh.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ ۚوَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ الَّلهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
(QS. At-Taghaabun: 14)
Apa maksud anak adalah musuh?
Seorang ulama mengatakan : Anak menjadi musuh yaitu ia menjadikanmu lalai dari amal shalih dan menjerumuskan kedalam perbuatan maksiat kepada Alloh Ta’ala.
“... karena jiwa manusia memiliki fitrah untuk cinta kepada istri dan anak maka Alloh memperingatkan hamba-hambanya agar jangan sampai kecintaannya ini menjadikan mereka menuruti semua kemauannya ...”
Kenakalan anak adalah realita masa kini
Seakan-akan kenakalan anak pada zaman ini merupakan hal yang biasa. Kita bisa melihat begitu banyak anak yang sudah berani membantah perkataan orang yang lebih tua, berkata kasar, melakukan tindak kekerasan atau bahkan sudah sering kita dengaar seorang anak membunuh orang tuanya sendiri. Na’udzubillahi min dzaalik.
PR besar bagi orang tua dan para pendidik, tak terkecuali kaum muslimin untuk menemukan metode yang efektif untuk mengatasinya. Metode yang efektif untuk mengatasinya tentunya kembali kepada metode syariat islam.
Syariat islam telah mengajarkan segalanya dari yang terkecil hingga perkara yang besar dan penting seperti pendidikan anak. Akan tetapi pada kenyataannya mayoritas kaum muslimin justru lebih percaya terhadap teori/metode pendidikan ala musuh-musuh islam.
Penyebab kenakalan Anak
1.Proklamasi Syaithan
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ (16)
ثُمَّ لَآَتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ (17]
(16)Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,
( 17 ) kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).
(QS.Al-A’raf : 16-17)
Syaithan tidak akan pernah berhenti menggoda anak cucu adam. Ia akan terus menggoda umat manusia hingga umat manusia berhasil ia taklukkan.
2.Pengaruh pendidikan keluarga yang buruk
3.Pengaruh lingkungan sekitar yang buruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar