Anak adalah
titipan Allah yang diberikan kepada orangtua. Setiap amanah atau titipan pasti
akan dimintai pertanggungjawaban. Orangtua mempunyai andil besar dalam
menentukan masa depan anaknya. Nabi Shalallahu alaihi wasalam bersabda: “Tidaklah
seorang bayi yang dilahirkan melainkan dalam keadaan keadaan fitroh ( bertauhid
). Maka kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan ia sebagai yahudi, nashrani
( Kristen) atau majusi.” (Mutafaqun alaih) .
Dengan demikian
takutlah wahai para ayah dan bunda terhadap amanah ini.
Anak juga
merupakan investasi orang tua. Bahkan investasi yang paling mahal dan aset paling berharga. Betapa tidak? Hal ini jika
anak dididik dengan pendidikan Islam yang
baik dan benar. Jerih payah dan pengorbanan orang tua berupa tenaga, pikiran dan harta orang tuanya
tidaklah sia-sia. Karena anak tersebut
akan menjadi “ladang kebaikan bahkan
pabrik pahala” bagi kedua orang tuanya.
Investasi yang tertanam tersebut bahkan mengalir terus hingga kedua orang
tuanya sudah meninggal dunia. Betapa bahagianya orang tua
yang memiliki anak yang mempu menjadi “mesin pencetak pahala” yang tiada henti
untuk memuliakannya dihadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Untuk
mengetahui seberapa besar nilai anak sholih bagi kedua orang tuanya mari kita
simak beberapa dalil berikut ini:
1. Karena do’a
anaknya mengalirlah setiap kebaikan yang dilakukan anaknya sekalipun kedua
orang tuanya telah tiada. Rasulullah Shallahu alaihi wasalam, bersabda;”
Jika seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali karena
tiga hal: sedekah jariyah (wakaf), ilmu
yang bermanfaat dan seorang anak sholih yang mendo’akannya.” ( HR.
Muslim No.1631)
2. Derajat orang tuanya di surga terangkat
berkat istighfar (do’a) anaknya,
Rasulullah Shalallahu alaihi walasam
bersabda,:”Sesungguhnya seseorang yang meninggal dunia diangkat
derajatnya di surga, lalu ia berkata,’ Wahai Tuhanku, dari manakah ini ?’ Dia
berkata kepadanya, ‘Karena anakmu membaca istighfar untukmu.” ( HR. Shahih
Mauquf: Bukhari dlm Adabul Mufrad, no 36, Ibnu Majah, no.3660, Ahmad 2/509)
3. Orang tua
yang sabar mendidik dan mengajarkan Al Qur’an serta menganjurkan untuk
menghafal Al Qur’an kepada anaknya, kelak di Akhirat Allah akan berikan
penghargaan yang luar biasa, yaitu dipakaikan jubah kemuliaan.
Rasulullah
Shalallahu alaihi wasalam bersabda,:”Barangsiapa yang membaca Al Qur’an,
mempelajarinya dan mengamalkannya kelak di hari kiamat dikenakan mahkota dari
cahaya yang sinar kemilaunya seperti cahaya matahari. Dan bagi kedua orang
tuanya masing-masing dikenakan untuknya dua pakaian kebesaran yang tidak bisa
dinilai dengan dunia. Maka Kedua orang tuanya bertanya,:’Mengapa kami
diberi pakian kemuliaan seperti ini?’ Dijawab:’Karena anak kalian berdua
belajar dan menghafal Al Qur’an.’ ( Mustadrak Al Hakim 1/568. Dihasankan Al
Albani dlm As Shahihah no.2914).
Jika orang tua tidak mampu mendidik dan
mengajari putranya untuk bisa membaca Al Qur’an maka tentunya dengan
menyekolahkan pada sekolah-sekolah yang mengutamakan pendidikan Al Qur’an. Hal
itu adalah sama saja orang tua mengupayakan agar kelak anaknya dapat memberikan
manfaat bagi dirinya di akhirat sebagaimana hadits di atas.
4. Anak yang
rajin membaca Al Qur’an akan mendapat syafa’at untuk dirinya dan kedua orang
tuanya di akhirat.
Dari Abu Umamah Al Bahiliy berkata, “aku mendengar
Shalallahu alaihi wasalam bersabda,:”Bacalah Al Qur’an karena Al Qur’an
akan datang pada hari kiamat sebagai syafi’ (pemberi syafa’at) bagi yang
membacanya.” ( HR. Muslim No. 1910)
5. Punya anak
yang sholih yang banyak hafalan Al Qur’an akan terus meningkatkan derajat
kemuliaan di surga.
Dari Abdullah bin Amr, :” Rasulullah Shalallahu
alaihi wasalam bersabda,”Dikatakan kepada shohibul qur’an (penghafal Al
Qur’an,’Bacalah dan naiklah serta tartillah sebagaimana engkau di dunia
mentartilkannya. Karena kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca
(hafal).’”(HR. Abu Daud no. 1464 dan Tirmidzi no. 2914).
Demikianlah
nilai seorang anak sholih bagi kedua orang tuanya terutama di akhirat. Belum
lagi di dunia anak yang sholih sudah dirasakan menyejukkan pandangan bagi kedua
orang tuanya.
Sabda Rasul: “
Belajar di waktu kecil adalah ibarat mengukir di atas batu, dan belajar di
waktu besar adalah ibarat mengukir dia atas air”. Orang tua yang bijaksana
tentu tidak ingin menyia-nyiakan pendidikan buah hatinya dengan melewatkan masa
golden age dan usia sekolah dasar dengan pendidikan asal. Orang tua bijaksana
tentu ingin memulai membangun buah hatinya sejak sedini mungkin mendidik dan
memilihkan sekolah Islam yang bermutu bagi anaknya.
Untuk itulah
kami hadir dengan konsep pendidikan berbasis islam yang bermutu dan unggul
dalam mewujudkan generasi qur’ani yang shalih, cerdas, mandiri dan berprestasi.
Oleh : Abu Malik Nuryadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar