Ketika kita telah memahami bahwa hidayah taufik hanyalah khusus milik Allah Ta’ala, maka wajib bagi kita untuk mengarahkan doa, memohon kepada Allah Ta’ala
agar memperbaiki keturunan kita, memberkahi dan menjaga mereka dari
hal-hal yang buruk dan tidak kita inginkan. Menjaga mereka dari gangguan
setan dari kalangan manusia dan jin [1]. Demikianlah kebiasaan dan amalan yang ditempuh oleh orang-orang shalih.
Lihatlah doa para hamba Allah (‘ibadurrahman) dalam Al Qur’an.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati (jiwa) kami [2], dan jadikanlah kami teladan bagi orang-orang yang bertakwa.”
(QS. Al-Furqan [25]: 74)
Lihat pula doa Nabi Zakariya ‘alaihissalam,
فَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ وَلِيًّا (5) يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ آَلِ يَعْقُوبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا
“Anugerahilah kepadaku dari sisi-Mu seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi (ilmu dan kenabian [3]) dari sebagian keluarga Ya’qub. Dan jadikanlah dia, ya Rabbku, seorang yang diridhai di sisi-Mu.”
(QS. Maryam [19]: 5-6)
Beliau ‘alaihissalam juga berdoa,
رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
“Ya Tuhanku, anugerahilah kepadaku dari sisi-Mu seorang anak yang shalih. Sesungguhnya Engkau Maha Mengabulkan doa.”
(QS. Ali ‘Imran [3]: 38)
Lihat pula doa Nabi Ibrahim dan Isma’il ‘alaihimassalam,
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ
“Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada-Mu dan (jadikanlah) di antara anak keturunan kami umat yang tunduk patuh kepada-Mu.”
(QS. Al-Baqarah [2]: 128)
Lihat pula do’a kekasih Allah, Ibrahim ‘alaihissalam,
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
“Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih.” (QS. Ash-Shaffat [37]: 100)
Demikian pula doa beliau yang lain,
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan dari anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Tuhan kami, kabulkanlah doaku”
(QS. Ibrahim [14]: 40).
Beliau juga berdoa,
وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ
“Jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari menyembah berhala.”
(QS. Ibrahim [14]: 35)
Lihat pula doa orang yang telah mencapai usia matang, yaitu usia 40 tahun [4],
رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي
“Ya
Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau
berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat beramal
shalih yang Engkau ridhai. Berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku.”
(QS. Al-Ahqaf [46]: 15)
Diantara faidah yang berkaitan dengan pendidikan anak pada ayat yang mulia ini adalah :
-
Doa untuk mendapat anak keturuan yang baik bukanlah sebatas hanya doa ketika pasangan suami istri hendak melakukan hubungan atau masih pengantin baru. Lihatlah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Meskipun usia beliau tidak lagi muda, beliau tetap berdoa untuk mendapatkan keturunan yang baik atau memperbaiki keturunan beliau kepada Allah Ta’ala.
-
Doa kebaikan untuk anak bukan hanya ketika sang anak masih di usia kecil.
Wahai saudaraku, para hamba Allah … Perbanyaklah meminta untuk diberikan anak yang shalih dan perbanyaklah doa kepada Allah Ta’ala untuk memperbaiki anak keturanan kita. Sesungguhnya Dia adalah Dzat Yang Maha Mengabulkan Doa.
Catatan kaki:
[1] Salah
satu faidah penyebutan setan dari kalangan manusia terlebih dahulu
adalah terkadang godaannya lebih besar dibandingkan setan dari kalangan
jin.
[2] Dikarenakan kami melihat, menilai mereka termasuk orang-orang yang taat kepada-Mu. (Lihat Tafsir Jalalain, hal. 377)
[3] Lihat Tafsir Jalalain, hal. 316.
[4] Salah satu faidah yang berkaitan dengan tema ini adalah bahwa doa kepada anak bukan hanya ketika sang anak masih di usia kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar